- Dari Sayyidina Abu Hurairah r.a. bahwa Sayyidina Muhammad saw. bersabda "Jika salah seorang diantara mu mengatakan amin dan malaikat di langit pun mengatakan amin dan amin-nya berbarengan dengan yang diucapkan malaikat, makanya dosanya yang telah lalu diampuni."
Maksud dosanya yang telah lalu diampuni," menurut para ulama adalah dosa-dosa kecil. Dalil mereka adalah hadist Sayyidina Sa'id bin Al-Ash r.a., bahwa ia berkata, "Suatu ketika aku berada didekat Sayyidina Utsman. Ia menyuruh dibawakan air untuk bersuci seraya berkata, aku pernah mendengar Rosulullah saw. bersabda : Setiap kali orang Muslim yang memasuki waktu sholat wajib memperbaiki wudhunya, khusyuknya, dan juga rukuknya, pasti hal itu menjadi kifarat (penebus) dosa-dosa yang telah lalu, selama ia tidak melakukan dosa besar. Dan itu berlaku sepanjang masa."
- Dalam shahih al-Bukhari (II-266) dan kitab hadist lainnya diriwayatkan dari Sayyidina Abu Hurairah r.a. bahwa Rosulullah saw. bersabda, "Jika Imam mengucapkan wa ladh-dhallin, maka ucapkanlah amin. Barangsiapa ucapan amin-nya bertepatan dengan amin-nya malaikat, maka dosanya yang telah lalu diampuni.
- Bagi yang mendirikan sholat disunatkan juga memanjangkan ucapan amin-nya dan tidak membaca secara cepat. Wa'il bin Hujr berkata, "Aku pernah mendengar Rosulullah saw. membaca ghairil maghdhubi alaihim wa ladh-dhallin, lalu mengucapkan amin dan beliau memanjangkan suaranya itu.
Berdasarkan hadist-hadist sahih ini jelaslah bahwa mengucapkan amin disunatkan bagi setiap orang yang mendirikan sholat setelah selesai membaca al-Fatihah, baik dalam sholat fardhu maupun sholat sunat; baik ia sebagai imam, makmum, maupun sebagai munfarid; baik ia laki-laki, perempuan, anak maupun orang tua; baik ia melakukan sholat sambil berdiri maupun sambil duduk atau mungkin sambil berbaring; baik dalam sholat jahr maupun dalam sholat sirr. Dan sebaiknya, imam dan makmum mengucapkan amin dengan keras pada sholat jahr, dan mengucapkan dengan pelan pada sholat sirr. Sedang yang melakukan sholat secara munfarid sama seperti imam berdasarkan keumuman hadist-hadist tersebut diatas.
Imam Hafizh an-Nawawi mengatakan, "Dan disunatkan mengucapkan amin bagi siapa saja yang telah selesai membaca al-Fatihah, baik sedang mendirikan sholat maupun diluar sholat." tetapi menurut al-Wahidi mengucapkan amin sangat penting dan lebih baik didalam sholat.
Atas dasar itu, maka makmum disunatkan mengucapkan amin dalam sholat jahr dua kali: pertama untuk mengamini bacaan imam dan kedua untuk mengamini bacaan al-Fatihah sendiri. Hal ini jelas dipahami dari berbagai hadist sahih yang telah disebutkan diatas.
Makmum disunatkan juga mengucapkan amin bersamaan dengan imam, bukan sebelumnya atau sesudahnya, sebagaimana telah disebutkan dalam hadist terdahulu, "Barangsiapa ucapkan amin-nya berbarengan dengan amin-nya malaikat, maka dosanya yang telah lalu diampuni." Sepantasnya ucapan amin-nya malaikat, imam, makmum itu bersamaan.
Disunatkan juga kata-kata amin tidak disambungkan dengan akhir ayat al-Fatihah wa ladh dhallin. Sebaiknya ada jeda sebentar (saktah). supaya tidak dikira amin adalah akhir dari al-Fatihah. Apa yang dilakukan sebagian orang dengan men-tasydid-kan huruf mim menjadi (ammin), hal itu salah dan perlu dijauhi.
Makmum disunatkan juga mengucapkan amin bersamaan dengan imam, bukan sebelumnya atau sesudahnya, sebagaimana telah disebutkan dalam hadist terdahulu, "Barangsiapa ucapkan amin-nya berbarengan dengan amin-nya malaikat, maka dosanya yang telah lalu diampuni." Sepantasnya ucapan amin-nya malaikat, imam, makmum itu bersamaan.
Disunatkan juga kata-kata amin tidak disambungkan dengan akhir ayat al-Fatihah wa ladh dhallin. Sebaiknya ada jeda sebentar (saktah). supaya tidak dikira amin adalah akhir dari al-Fatihah. Apa yang dilakukan sebagian orang dengan men-tasydid-kan huruf mim menjadi (ammin), hal itu salah dan perlu dijauhi.
0 Response to "Hukum Mengucapkan Ta'min (amin) Setelah Membaca Al-Fatihah Dalam Sholat"
Posting Komentar