Petinggi Partai Demokrat |
Bermula dari ketidaksepahaman antara Susilo Bambang Yudhoyono yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan di bawah Presiden Megawati yang menjadi presiden yang kemudian berujung pada pengunduran dirinya lalu bergabung dengan Partai Demokrat. Rasa simpati masyarakat Indonesia terhadap Susilo Bambang Yudhoyono mengalir deras hingga sukses menjegal calon-calon presiden pada saat itu seperti Megawati, Amien Rais dan Yusril Isa Mahendra.
Akhir kejayaan Partai Demokrat mulai tampak pada pada awal tahun 2011. M. Nazarudin yang menjabat sebagai Bendahara Umum Partai Demokrat pada tahun 2010 terlibat berbagai kasus korupsi diantaranya yang terbesar adalah Wisma Atlet dan Kasus Hambalang.
Di Wisma Atlet sendiri, KPK telah berhasil menyerat Anjelina Sondakh menjadi tersangka kemudian berlanjut kepada Andi Malarangeng yang juga ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus pembangunan sport center Hambalang, Jawa Barat.
Dalam kasus Hambalang, masyarakat Indonesia dan para pesaing Partai Demokrat sedang menunggu-nunggu keterlibatan Ketua Umum Anas Urbaningrum dimana beliau berujar "Bila Anas Urbaningrum korupsi di proyek Hambalang satu Rupiah.. Gantung Anas di Monas". Stetment yang sangat berani di ucapkan dimana kala itu juga M. Nazaruddin dengan cibirannya akan membuktikan dan akan merealisasikan pernyataan Anas itu, ditambah kengototan Ruhut Sitompul untuk meminta Anas Urbaningrum turun dari Ketua Umum Partai Demokrat hingga berujung pada pencopotan posisinya sebagai ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat.
Melihat dari kisruh internal partai tersebut. tentunya menjadi angin segar bagi partai-partai pesaing terutama partai PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar dan PKS serta Hanura. Rasa tidak percaya rakyat mulai muncul dan makin besar, agenda reformasi jauh dari kata berhasil, kewibawaan atau martabat Indonesia makin menurun dimata dunia, politik dan keamanan negara melemah, meningkatnya aksi kekerasan, Kasus korupsi yang digadang-gadangkan malah menyeret para petingginya yang juga malah menjadi sutradaranya.
Situasi ini yang dimanfaatkan partai-partai pesaing untuk merangkul rakyat dengan memberikan keyakinan akan adanya perubahan. Berbagai slogan dan motto partai dibentangkan sebagai simbol bahwa mereka siap untuk melakukan perubahan di negara ini.
Pemilu 2014 akan menjadi pekerjaan terberat bagi Partai Demokrat untuk memulihkan pencitraannya yang sudah tercoreng oleh para petinggi yang cuma mementingkan kepentingan pribadi dan bukan atas nama partai. Kita merindukan sosok pigur yang mencerminkan keterbukaan/transparant yang baru-baru ini lakukan Gubernur DKI Jakarta.
0 Response to "Kisruh Partai Demokrat - Angin Segar Bagi Partai Pesaing"
Posting Komentar